YOGYAKARTA - Sekira 12 ribu masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta menghadiri acara Yogya Menggugat, di depan Istana Gedung Agung, Jalan Malioboro.
Mereka datang dengan mengendarai mobil maupun bus dari Kulon Progo, Bantul, Gunungkidul maupun Sleman. Di depan istana Gedung Agung mereka melaksanakan aksi duduk-duduk dan mendengarkan orasi.
Menurut Koordinator aksi Sunyoto, aksi Yogya Menggugat ini sebagai bentuk protes atas berlarut-larutnya pengesahan RUU Keistimewaan DIY akibat pemerintah yang ngotot dilakukannya pemilihan gubernur di Yogyakarta.
"Ini sebagai bentuk protes masyarakat Yogya atas ketidakseriusan pemerintah mengenai RUUK DIY," kata Sunyoto, Sabtu (5/9/2009).
Dia menjelaskan bahwa rakyat Yogyakarta tetap mendukung penetapan Gubernur Yogyakarta, dan menolak pilgub mengingat sejarah dan keistimewaan Yogyakarta.
Hal ini tertuang dalam maklumat 5 September 1945 mengenai bergabungnya Kasultanan Yogyakarta dengan NKRI yang disepakati antara alm Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan Presiden Soekarno.
"Kalau pemerintah masih menghargai keistimewaan DIY seharusnya aspirasi kita didengarkan, bukan justru mereka memaksakan kehendaknya," tandas Sunyoto.
Sunyoto menegaskan, masyarakat hanya menginginkan penetapan Gubernur melalui RUUK yang maksimal harus disahkan akhir September atau referendum, jika hal itu tidak disetujui.
Dalam aksi damai hari ini juga diisi dengan berbagai orasi dari sekitar 483 lurah dan para bupati/wali kota serta pentas seni. Dijadwalkan pula anggota Komisi II DPR dan beberapa guru besar UGM akan hadir setelah melaksanakan Seminar 64 Tahun Bergabungnya Yogyakarta ke NKRI di Balai Senat UGM.
"Nanti selain para lurah dan bupati, mudah-mudahan anggota Komisi II DPR dan guru besar UGM akan hadir pula," ungkapnya.
Selain aksi damai, Yogya Menggugat tersebut malam tadi juga telah digelar tirakatan di bangsal Kepatihan Yogyakarta menyambut 5 September yang merupakan ijab kabul bergabungnya Yogyakarta ke NKRI. Malam tirakatan sekaligus sebagai dukungan moral agar RUUK DIY segera disahkan .
Sementara dari pantauan berbagai poster dan spanduk bertuliskan Penetapan Atau Referendum dipasang di beberapa sudut kota berjulukan Kota Pelajar itu. (Satria Nugraha/Trijaya/lsi)
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar