
Cacing Guinea, (Dracunculus medinensis) telah menyebabkan penderitaan pada manusia selama puluhan ribu tahun. Tugas terberat para pekerja kesehatan kini adalah mengubah perilaku masyarakat di tempat-tempat termiskin dan paling telantar di dunia untuk membasmi pertahanan terakhir penyakit ini hingga tuntas.
Setelah berumur +/- setahun mulai membentuk semacam bisul yang akan pecah untuk tempat cacing keluar. Saat akan pecah, penderita biasanya merasakan sensai panas yang tak terkira yang mendorong si penderita untuk masuk kedalam air. Begitu terendam air, bisul lansung pecah dan cacing akan keluar serta menyebarkan ribuan telurnya.Cacing jantan akan mati setelah kawin di dalam tubuh manusia, sementara betinanya terus membesar dalam waktu singkat—pertumbuhannya kira-kira mencapai lebih dari dua sentimeter tiap pekan. Cacing bisa dikeluarkan secara manual dengan mengikatnya disebatang korek api dan digulung secara perlahan, proses mengeluarkan cacing ini bisa berlangsung sampai ber-minggu-minggu. Si penderita biasanya akan merasakan lumpuh sampai 3 bulan setelah cacing keluar. Cacing masuk tubuh melalui air minum.

Sejalan dengan meningkatnya sarana air bersih, cacing ini menghilang di berbagai wilayah. Namun, pertengahan 1980-an masih ada sekitar 3,5 juta kasus di Asia dan Afrika. Untuk membasminya, para ahli punya cara sederhana: mengajari masyarakat cara menyaring air minum (kain katun biasa dapat dipakai sebagai penyaring) dan mencegah penderita dengan cacing yang keluar dari tubuhnya mendekati sumber-sumber air.

(dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar