10.07.2009

Menilik Gempa Melalui Ayat-ayat al-Qur'an


Menilik Gempa Melalui Ayat-ayat al-Qur'an

Memang segala kejadian di muka bumi ini hak mutlak ketetapan Allah. Dia semata yang mengetahuinya. Kapan dan di mana kejadian tersebut sudah Dia ketahui dan rencanakan dengan detail. Demikian pula gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat, Rabu (30/09/09), yang meluluh lantahkan ranah minang.
Sehari setelah kejadian gempa, beredar kabar -di antaranya lewat pesan singkat (SMS) dan situs jejaring sosial facebook- yang mengaitkan waktu terjadinya gempa dengan surat dan ayat yang ada di dalam al-Qur'an.
"KETAHUILAH…. Gempa di Padang terjadi pada pukul 17.16, coba lihat QS. 17.18.. Kemudian gempa susulan terjadi pada pukul 17.38, lihat QS. 17:58.. Gempa di Padang terjadi pada tanggal 30 bulan 9, lihat QS. 30:9.." demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa yang membuka ayat-ayat di atas akan menyadari bahwa musibah itu memang layak menimpa negeri ini.
QS. Al Israa’(17) ayat 16: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
QS. Al Israa’(17) ayat 58: “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).
QS. Ar-Ruum (30) ayat 9: "Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku dzalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku dzalim kepada diri sendiri."

Tiga ayat di atas, yang dikaitkan dengan waktu kejadian gempa di Sumbar, berbicara perihal azab Allah berupa kebinasaan suatu penduduk negeri. Bahwa kebinasaan dan kehancurannya disebabkan oleh tingkah laku penduduknya dengan melakukan kedurhakaan kepada Allah. Bukan Allah berlaku dzalim terhadap mereka, tapi merekalah yang telah mendzalimi diri mereka sendiri.

Dan ketika Allah akan menurunkan adzab kebinasaan kepada suatu penduduk negeri maka diadakan di antara mereka para pemimpin yang suka hidup mewah dan kufur kepada Allah, sehingga mereka menyeru rakyatnya kepada kekufuran, maka ketika mereka melakukan hal itu tiba saatnya adzab turun.
Dan ketika Allah akan menurunkan adzab kebinasaan kepada suatu penduduk negeri maka diadakan di antara mereka para pemimpin yang suka hidup mewah dan kufur kepada Allah, sehingga mereka menyeru rakyatnya kepada kekufuran, maka ketika mereka melakukan hal itu tiba saatnya adzab turun.
Kekufuran para pemimpin ini sudah terlalu lama, yaitu dengan menolak hukum Allah (syariat Islam), menggantinya dengan produk hukum manusia. Contohnya demokrasi. Syariat dikesampingkan, tradisi dan aturan hidup yang menyelisihi Islam dibudidayakan. Akhirnya yang diharamkan oleh Islam dihalalkan, begitu juga sebaliknya. Para mujahid dihabisi, sementara penjahat dilindungi.   

Tentang ada atau tidaknya kaitan antara ayat-ayat di atas dengan bencana tidak ada satu dalil sharih yang menunjukkannya. Namun, semestinya bencana menjadi pelajaran bagi kita. Introspeksi dan muhasabah terhadap kesalahan dan kedurhakaan kepada Allah harus segera dilakukan, supaya musibah tidak terulang. (voa-islam)

sumber :  di sini

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam kenal,
Saya percaya bahwa Allah akan "membersihkan" suatu daerah yang penduduknya sudah lupa terhadap-Nya, tapi kalau soal cocok mencocokkan waktu kejadian? Waduh, kayaknya terlalu jauh deh. Yang jelas, memang sebuah kejadian itu pasti ada hikmahnya. Bagi yang ditinggalkan, sadar nggak bahwa kejadian seperti di Padang itu bisa menimpa kita. Kapan saja di mana saja.

Saya justru kagum dengan fenomena orang Minang yang berdagang saat mana rumahnya dalam keadaan roboh. Baru lihat orang yang tertimpa bencana bisa nggak lantas putus asa dan berpangku tangan.

namidub unus

Anonim mengatakan...

semoga semua ada hikmahnya...amin

Jual Rumah on 8 Oktober 2009 pukul 00.59 mengatakan...

segala sesuatu yang terjadi telah tertulis lengkap didalam kitab suci al-qur'an.

segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini pun telah ditetapkan olah sang pencipta kita,
Subhanallah....
musibah bencana alam ini bukanlah kebetulan, tetapi bencana ini adalah ketetapan dari kehendak Allah SWT.
karena hanya dialah penguasa dan juga maha mengetahui...

bencana ini merupakan teguran kepada kita, bencana ini juga sebagai pertanda bahwa Allah masih sangat menyayangi kita...
Allah memberikan teguran seperti ini agar kita bisa lebih taat serta lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

sungguh Allah adalah maha Kuasa...
Rumah Murah

Posting Komentar

 

Tentang gw

Foto saya
Tangerang, Banten, Indonesia
saya anak Smk Negeri 2 Kota Tangerang yang ingin menjadi seseorang yang berrguna....

pembaca setia

===>> Perhatian !! terima kasih atas kunjungannya, saya membolehkan copas ( copy paste) asalkan memberikan link sumber dari blog ini yaitu http://loveuyuliana.blogspot.com dan blog ini setiap minggunya pasti di update, Tinggalkanlah jejak agar saya dapat mengunjungi anda<<===